Resume
Forum Diskusi Grup
Sekolah Kaderisasi B*M
Fakultas T*knik U*M 2011
Pergerakan
Mahasiswa adalah sebuah proses evolusi yang membawa suatu lingkungan, contoh
bangsa Indonesia ke dalam suatu perubahan yang berarti dan ke arah positif,
yang diaplikasikan dengan sistematis, terancang dan terkonsep dengan baik.
Pergerakan mahasiswa pertama di Indonesia yang lebih dikenal publik adalah Budi
Utomo. Padahal, sebenarnya banyak pergerakan-pergerakan nasionalis yang ada
sebelum Budi Utomo. Pergerakan ini justru bersifat lebih nasionalis dan bersatu
karena berbagai daerah di Indonesia diwakili oleh para delegasinya, dan
bersifat terbuka untuk siapa saja yang ingin membantu menyelamatkan bangsa dan
Negara Indonesia untuk keluar dari penjajah bangsa Asing.
Pergerakan
mahasiswa tidak selalu diidentikan dengan berdirinya suatu lembaga independen
yang mempunyai struktur organisasi dan dasar hukum yang jelas. Pergerakan
mahasiswa sebenarnya adalah sebuah tindakan yang diambil oleh mahasiswa untuk
merubah sistem yang selama ini dinilai salah. BEM, Badan Eksekutif Mahasiswa
adalah salah satu contoh pergerakan mahasiswa di lingkungan kampus. BEM
seharusnya adalah wadah untuk menampung segala aspirasi mahasiswa mengenai isu
publik dalam bidang apapun, untuk didiskusikan, ditinjaklanjuti, dan
diaplikasikan dalam kehidupan nyata sebagai salah satu upaya dalam perubahan ke
arah yang lebih baik. Selain itu juga merupakan suatu media tempat menyalurkan
segala minat dan bakat mahasiswa, meningkatkan kreativitas dan melakukan
inovasi baru dalam rangka mencapai salah satu tujuan negara, yaitu mencerdaskan
anak bangsa.
Mahasiswa
adalah golongan masyarakat yang berada di level tengah. Dimana level atas
diduduki oleh kaum pejabat negara dan pengusaha bisnis lainnya, sedangkan di
level bawah adalah rakyat kurang mampu (tak hanya dalam bidang ekonomi, namun
dalam bidang pendidikan). Jika komunitas tengah hancur, maka terputuslah
jembatan yang menghubungkan kaum level atas dan level bawah. Artinya salah satu
fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial adalah menyampaikan aspirasi rakyat
kurang mampu kepada kaum level atas. Selain itu mensosialisasikan kebijakan
level atas kepada rakyat bawah dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami. Pada
kesimpulannya mahasiswwa harus selalu bergerak membuat perubahan yang lebih
baik lagi dari waktu ke waktu, dan setelah perubahan itu tercapai, konsistensi
dalam menjalankan amanah juga harus tetap dijunjung.
Kembali
lagi dalam dunia BEM. Sejak beberapa tahun lalu BEM di UGM di pecah menjadi
bagian yang lebih kecil, yakni BEM di tiap fakultas. Padahal sebelumnya hanya
ada satu BEM di universitas. Tujuannya adalah memecah persatuan mahasiswa
secara perlahan dan membuat perselisihan diantara mereka. Kebijakan penambahan
SKS untuk mahasiswa, serta percepatan kurun waktu belajar di perkuliahaan juga
diterapkan, guna memecah konsentrasi mahasiswa dalam mengamati serta
mengkritisi lingkungan sekitarnya. Di Fakultas Teknik sendiri, Bem dibagi lagi
menjadi 8 Departemen. Setiap Departemen mempunyai program kerja yang berbeda,
namun pada dasarnya tujuan ke delapan departemen ini adalah satu yakni
menjalankan fungsi BEM yang sebagaimana mestinya.
Sudah
sekian lama BEM FT UGM berada dalam comfort
zone sehingga pergerakan mahasiswa tidak dapat diamati dengan jelas oleh
kasat mata. Justru pada zona ini membuat mahasiswa terlupa dari keidealisan
makna dan fungsi BEM itu sendiri. BEM seolah tak berbeda dengan
organisasi-organisasi layaknya di masa sekolah dulu. Padahal BEM adalah
organisasi eksekutif yang berdiri di tegah-tengah lingkungan mahasiswa, bukan
siswa.
Harapan
ke depan untuk mahasiswa, BEM diIndonesia (pada umumnya), serta BEM FT UGM
(pada khususnya) adalah dapat mengetahui makna dan fungsi sesungguhnya dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, juga dibutuhkan konsistensi yang
cukup tinggi dalam penerapannya. Tidak ada manusia yang idealis dan sempurna
dalam dunia ini, tapi tidak ada salahnya jika kita selalu mencoba dan berusaha
mencapai suatu keidealisan itu.
Mahasiswa Baru UGM
2011,